Ayul, Kau Pelangi dan Hujanku
Aku memang baru mengenalnya. Belum lama. Iya,
belum lama ketika dulu aku masih duduk di kelas dua Sekolah Menengah Atas. Dan
sekarang aku sedang menempuh kuliahku di semester akhir. Bagiku rasanya
belum lama mengenal Ayul. Tetapi aku sudah sedikit banyak memahami bagaimana
karakternya. Bukan sebuah kebetulan mengapa aku bisa sebegitu memahami dia.
Saat pertama kali bertemu dengannya, awalnya
pernah memberikan penilaian bahwa Ayul orang yang sangat acuh tak acuh pada lingkungan
sekitar. Itulah first impression-ku
padanya. Namun saat kali kedua aku bertemu dengannya, dia menampilkan karakter
yang berbeda. Ayul ternyata masih memiliki sisi yang lembut dan penuh perhatian.
Hal itu membuatku mengubah beberapa pemikiran tentangnya yang acuh tak acuh.
Setelah beberapa pertemuanku dengannya, aku
mulai menjalani sebuah hubungan yang lebih dekat dengannya. Dari sanalah aku
mulai belajar mengerti dan memahami seperti apa sebenarnya Ayul. Tapi semuanya
butuh waktu dan proses.
Awalnya, dia seseorang yang lembut dan penuh
perhatian. Ayul tidak pernah sekalipun membuat diriku sedih bahkan melukai
hatiku. Dia sangat memahami bagaimana caranya menyenangkan hati seseorang. Ayul orang yang hangat disetiap perlakuannya yang ia berikan padaku. Bahkan
teman-temanku saja iri dengan kehangatannya. Sampai-sampai aku merasa jadi
seseorang yang sangat beruntung bisa memilikinya.
Ayul juga sangat pintar membagi waktu untuk
keluarga, teman, pendidikan, dan kariernya. Itu semua bukanlah hal yang mudah,
tapi dia bisa melakukannya. Semuanya seimbang dan tidak ada yang seperti berat
sebelah.
Bahkan setiap permintaanku yang kecil ataupun
permintaanku yang mungkin membuatnya kerepotan, masih dia lakukan dengan senang
hati tanpa mengeluh atau merasa direpotkan. Ayul juga menanggapi setiap
keinginanku dengan senang hati dan candaan tanpa membuat aku merasa tidak enak
dengannya.
Orang memang akan berubah, tapi aku pikir
perubahannya tidak akan sampai 360o. Mungkin aku egois, jika
menginginkan dia yang dulu. Aku sangat merindukan Ayul yang dulu, yang
penuh kehangatan, yang penuh perhatian.
Aku merindukan masa-masa di mana kita sibuk
bertukar cerita tanpa harus disibukkan dengan sebuah gadget yang selalu siap sedia di tangan tanpa lepas disetiap menit
pun. Aku ingin kamu mendengarkan, juga bercerita tentang apa saja yang ingin
kamu ceritakan padaku. Bukan dengan memberi jawaban “iya ya” atau “terus gimana”,
bukan itu yang aku minta darimu. Itu hanya seperti sebuah formalitas
mendengarkan ceritaku yang bahkan mungkin kamu tidak mendengar ceritaku sama
sekali.
Beri juga aku waktumu yang dulu selalu dirimu
sisihkan untukku. Meski hanya sekadarnya, aku sangat menghargai usahamu. Tak
akan ku sia-siakan juga waktu berharga yang sudah susah payah kamu sisihkan
untukku. Karena terkadang aku merasa tidak pernah diberi usaha lebih olehmu.
Iya, usaha untuk bertemu walau mungkin hanya untuk menghabiskan segelas kopi.
Bukannya aku tidak sibuk, tapi aku akan
meluangkan waktuku kapanpun itu sebisaku. Tapi aku merasa hanya aku yang
melakukan itu. Tapi kamu? Mungkin kamu sedang sibuk menata hidupmu sampai
bingung untuk membaginya denganku. Atau mungkin aku yang terlalu merepotkanmu
di setiap waktu senggang yang kamu miliki?
Mungkin juga kamu merasa bahwa aku memiliki 1001
list permintaan yang akan ku tagih
saat aku bertemu denganmu. Sehingga kamu memilih untuk membuat alasan agar
tidak menemuiku. Kita
tidak dipisahkan oleh jarak. Hanya waktu yang memisahkan kita. Waktu yang
mungkin merasa iri jika kita selalu bertemu. Aku juga menantikan sebuah inisiatif darimu.
Cukup
hal-hal kecil saja yang tidak akan menyulitkanmu untuk melakukannya. Ah, aku masih saja
mengingat masa-masa indah bersamamu. Rasanya sudah lama aku
mengidam-idamkannya. Jadi, apa yang seharusnya aku lakukan? Tetap menantikan
dia berlaku seperti dulu atau menyudahi penantianku ini?
Namun semakin lama aku dengannya, semakin bertambah
juga usiaku dengannya, sudah seharusnya aku dan Ayul sama-sama belajar memahami
dan mendewasakan diri. Aku juga harus membuat orang lain nyaman saat bersama
denganku. Jika menginginkan orang lain nyaman bersamaku.
Tapi, satu hal lagi. Ayul telah memberikanku
kebagahagian yang belum pernah aku dapat sebelumnya. Dia yang memberikanku
kebahagian yang sungguh tidak dapat aku utarakan dengan kata-kata. Tetapi, yang
paling terpenting adalah Ayul selalu menyayangiku dengan tulus dan apa adanya.
Itu yang membuatku yakin untuk selalu bertahan
dan menantikan dia untuk semakin mengerti dan menghargai aku sepenuh hatinya.
Mungkin betul, jika kita ingin melihat keindahan
sebuah pelangi, kita harus merasakan dinginnya hujan. Ya, terkadang aku
merasakan seperti itu saat bersama denganmu. Tapi, aku juga jadi mengerti bahwa sebuah
kebahagian dan kesedihan itu datangnya satu paket. Tergantung bagaimana kita
bisa menyikapinya. Sekali lagi, terimakasih atas semua hujan dan pelangi yang
selalu kau berikan padaku. Sehingga membuat aku paham akan nikmat dan hikmah
dari keduanya. (RMA)
keren bro!
BalasHapusNice
BalasHapusTerima kasih
HapusMantap
BalasHapusTerima kasih
HapusDuh sweet abis
BalasHapusTerima kasih
HapusManusia memang akan berubah meskipun org yang kita cintai, pun kita tdk tahu diri ia sebetulnya.
BalasHapusJawabannya akan ada di depan matamu. Kau masih muda, tak perlu pusing soal cinta.
Cinta memang keren!
HapusMantap
BalasHapusTerima kasih
Hapussaya baca dulu
BalasHapusTeruskan baca mas
HapusWow that was amazing
BalasHapusThanks
HapusKeren si
BalasHapusTerima kasih
HapusKeren abis parah sih ini mah. Kualitas!
BalasHapusKata kata yg dalam, keren bro
BalasHapusPerasaan memang penuh dengan kata ‘dalam’
HapusKeren!
BalasHapusSeperti itulah cinta. Satu kata berjuta makna.
BalasHapusMantap bung anas, saya setuju
HapusMantap ooom
BalasHapusTerima kasih
HapusMantap ooom
BalasHapusBagai pelangi yang nampak setelah hujan turun. syahdu sekali tulisan ini
BalasHapusAkan ada keindahan di baliknya
HapusMantap kata-kata yang di gunakan sangat perfect sekali 👍
BalasHapuskeren banget pantun nya bang!!
BalasHapusIni feature olahrasa mas...
HapusMantap
BalasHapusKerennn banget
BalasHapusMengubah bang bukan merubah wkwk lepas dari itu keren keren
BalasHapusMengubah dengan kata dasar ubah, kalau merubah kata dasarnya rubah. Mohon dikoreksi kalau salah. Terima kasih
HapusAaaahhh bikin baperrrr
HapusBener yo mengubah bukan merubah. Kalau merubah jadi hewan rubah;))))))
HapusSangat membantu, maaf penulis masih butuh pelajaran yang lebih. Terima kasih untuk koreksinya
HapusTerbaik dikelasnya
BalasHapusTerima kasih
HapusTerima kasih
HapusTerbaikkk
BalasHapusTerima kasih
HapusWadadaw, keren abis dah
BalasHapusTerima kasih
HapusSidas
BalasHapusSadis tak berdarah
HapusKeren keren
BalasHapusTerima kasih
Hapus👍🏻👍🏻👍🏻
BalasHapusSip sip sip
HapusTerbaik
BalasHapusTerima kasih
HapusDaebak 😍
BalasHapusMANTUL
BalasHapusMantap betul? Terima kasih
HapusKenakena
BalasHapusTerima kasih
Hapusbagus👍🏻
BalasHapusThanks
HapusSome masterpiece by rio maldini! So love with this one!❤️
BalasHapusGak pernah bosen bacanya!
wow terima kasih yaa
Hapusgua mau komen tp kaga tau caranya
BalasHapusini bisa
HapusWah featurenya bagus banget kata-katanya kak hehehe
BalasHapusterima kasih banyak kaka
Hapus